Rino
Gattuso 1999, Rino Gattuso 2012. Tanggal-tanggal telah berubah tapi
semangat lelaki dan persatuan dengan klub ini berlanjut.
MILAN
– Kaos Milan pertama yang dipakai Gattuso ada bendera Italianya di dada
yang menyimbolkan gelar liga yang dimenangi klub ini di musim 1998/99
dengan 7 kemenangan dalam tujuh laga terakhir, penyelamatan Abbiati di
Perugia dan Alberto Zaccheroni di bangku pelatih.
Hal yang sama berlaku kaos Milan terakhir yang akan dipakai pemain ini. Gelar musim lalu membuat tricolor kembali tersemat di dada dan mewakili siklus baru dalam sepakbola Italia setelah musim panas 2006.
Dada Gattuso bisa dilihat sebagai simbol dari kariernya. Selalu menekan dengan kebanggaan saat mengganjal, merayakan atau bahkan salam beberapa kesempatan saat ia nyaris baku hantam dengan lawan. Biasa tak pernah menjadi kata yang digunakan untuk menggambarkan karier lelaki ini.
Rino Gattuso telah bertarung dan menang sepanjang kariernya. Tak pernah menjadi orang yang menyembunyikan emosinya, ia selalu bebrcara langsung dan mengatakan apa yang harus didengar. Seorang lelaki yang jujur, terkadang agresif tapi selalu langsung dan loyal pada perjuangannya.
Rino akan selalu memiliki posisi istimewa di hati para fans. Bahkan masalah cedera yang banyak dipublikasikan musim ini tak cukup untuk meredam gelombang emosi yang ia inspirasikan di dalam suku Rossoneri di seluruh dunia.
Satu momen tunggal dalam kariernya yang panjang muncul dalam benak. 28 Mei 2003, satu-satunya final Liga Champions sesame Italia dan dengan kedua tim kelelahan, Rino menemukan kekuatan untuk berlari sepanjang lapangan dan menekan Buffon untuk memaksa bola kembali dimainkan.
Seorang pemain hebat, tanpa ‘jika’ atau ‘tapi’. Mulai hari ini dan seterusnya, semua pemain bakal harus memberikan lebih banyak demi kebaikan klub, seperti yang telah dilakukan Rino sepanjang kariernya.
Hal yang sama berlaku kaos Milan terakhir yang akan dipakai pemain ini. Gelar musim lalu membuat tricolor kembali tersemat di dada dan mewakili siklus baru dalam sepakbola Italia setelah musim panas 2006.
Dada Gattuso bisa dilihat sebagai simbol dari kariernya. Selalu menekan dengan kebanggaan saat mengganjal, merayakan atau bahkan salam beberapa kesempatan saat ia nyaris baku hantam dengan lawan. Biasa tak pernah menjadi kata yang digunakan untuk menggambarkan karier lelaki ini.
Rino Gattuso telah bertarung dan menang sepanjang kariernya. Tak pernah menjadi orang yang menyembunyikan emosinya, ia selalu bebrcara langsung dan mengatakan apa yang harus didengar. Seorang lelaki yang jujur, terkadang agresif tapi selalu langsung dan loyal pada perjuangannya.
Rino akan selalu memiliki posisi istimewa di hati para fans. Bahkan masalah cedera yang banyak dipublikasikan musim ini tak cukup untuk meredam gelombang emosi yang ia inspirasikan di dalam suku Rossoneri di seluruh dunia.
Satu momen tunggal dalam kariernya yang panjang muncul dalam benak. 28 Mei 2003, satu-satunya final Liga Champions sesame Italia dan dengan kedua tim kelelahan, Rino menemukan kekuatan untuk berlari sepanjang lapangan dan menekan Buffon untuk memaksa bola kembali dimainkan.
Seorang pemain hebat, tanpa ‘jika’ atau ‘tapi’. Mulai hari ini dan seterusnya, semua pemain bakal harus memberikan lebih banyak demi kebaikan klub, seperti yang telah dilakukan Rino sepanjang kariernya.
www.acmilan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar